Jumat, 19 Desember 2014

cara membuat laporan kunjungan industri



LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
SISTEM JARINGAN TELEVISI DIGITAL
DI TVRI RIAU













Disusun Oleh :
1.      ABDUS SALAM                NISN : 9953128296
2.      AGUS BUDI HARTO       NISN : 9972260173
3.      CECEP                                NISN : 9972260036
4.      DUIS TANTI                      NISN : 9982006753
5.      RIKI GUSTIAN                 NISN : 9972208266
6.      SARTIKA MEGA SARI    NISN : 9977372848
7.      SOLIKIN                            NISN : 9982045348






SMK NEGERI 1 KUNTO DARUSSALAM
ROKAN HULU
2014
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI


Bidang Keahlian         : TEKNOLOGI INFORMASI DAN  KOMUNIKASI
Program Keahlian       : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
Paket Keahlian            : TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
Kelas                           : XI (SEBELAS)
Disahkan di                 : SMK NEGERI 1 KUNTO DARUSSALAM
Pada Tanggal              : 16 Desember 2014


MENGESAHKAN
Kepala Bidang Keahlian
Teknologi Informasi dan Komunikasi



ANTONI NUGRAHANTO, A.Md
Pembimbing




JOHANA TRI AMBORO,S.Kom

Kepala Sekolah




RIKA HUSYMI, S.Pd.I
NIP. 19821215 200903 2 005

Ketua Panitia
Kunjungan Industri



WAHYU ZATMIKO



KATA PENGANTAR

            Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan Kunjungan Industri di tahun 2014. Shalawat seiring salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
            Laporan Kunjungan Industri ini dibuat dengan tujuan penjelasan kepada pembaca yang akan melaksanakan Kunjungan Industri. Dengan harapan semoga pelaksanaan Kunjungan Industri berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan membawa manfaat, baik untuk lokasi Kunjungan Industri maupun untuk Sekolah. Ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1.      Ibu Rika Husymi, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Kunto Darussalam.
2.      Bapak Wahyu Zatmiko selaku Ketua Pelaksana Kunjungan Industri SMK Negeri 1 Kunto Darussalam.
3.      Bapak Antoni Nugrahanto, A.Md selaku Kepala Bidang Teknologi Informasi Dan Komunikasi
4.      Bapak Johana Tri Amboro, S.Kom selaku Guru Pembimbing kelompok 11 dari kelas XI Teknik Komputer Jaringan.
5.      Ibu Aisyahesti, S.Pd selaku wali kelas XI Teknik Komputer Jaringan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan Kunjungan Industri ini.
Kota Baru, 16 Desember 2014

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................         i
Halaman Pengesahan...................................................................................        ii
Kata Pengantar ............................................................................................       iii
Daftar Isi    ..................................................................................................       iv
Daftar Tabel  ...............................................................................................       vi
Daftar Gambar.............................................................................................      vii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ......................................................................        1
B.     Batasan Pengamatan ..............................................................        1
C.     Tujuan Kunjungan Industri ...................................................        1
D.    Waktu dan Tempat ................................................................        2
E.   Manfaat Kunjungan Industri ................................................        3
BAB II GAMBARAN UMUM TVRI RIAU
A.    Sejarah Berdirinya TVRI RIAU ...........................................        4
B.     Struktur Organisasi TVRI RIAU ..........................................        6
C.     Visi dan Misi TVRI RIAU.....................................................        7
1.      Visi TVRI RIAU .........................................................        7
2.      Misi TVRI RIAU .........................................................        7




v
 
BAB III METODE KUNJUNGAN INDUSTRI
A.    Pengumpulan Data ................................................................        8
1.       Studi Pustaka ..............................................................        8
2.       Pengamatan .................................................................        8
3.       Wawancara ..................................................................        8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Analisa Jaringan .....................................................................          9
B.     Stasiun Pemancar Televisi .....................................................        9
C.     Pembagian Ruang Studio ......................................................        9
D.    Konstruksi Jaringan Studio ...................................................      13
1.  Peralatan Studio dan Fungsinya ......................................      13
E.Skema Sambungan dan Proses Kerja .......................................      18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan ............................................................................      22
B.     Saran.......................................................................................      22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................      24
LAMPIRAN ...............................................................................................      25



 




 
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Waktu dan Tempat ............................................................................... 2






















DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisai Direktorat Umum ............................................. 6
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Directorat Keuangan ...................................... 7
Gambar 4.1 Studio Siaran ................................................................................ 10
Gambar 4.2 Control Room ............................................................................... 11
Gambar 4.3 Tower Pemancar ........................................................................... 12
Gambar 4.4 Lampu Studio ............................................................................... 15
Gambar 4.5 Mixer/Switcher Video ................................................................... 16
Gambar 4.6 Komputer Editing ......................................................................... 18
Gambar 1  Wawancara Dengan Operator Sistem di TVRI RIAU ................... 25
Gambar 2 Bapak Jojo Sedang Mencoba Mengoperasikan Mixer Audio ......... 25
Gambar 3 Sistem Audio dan Video Menggunakan Tiga Komputer ................ 25
Gambar 4 Komputer Teknis Untuk Mengganti Iklan dan Audio .................... 26
Gambar 5 Pengatur Efek Suara ........................................................................ 26
Gambar 6 Pengenalan Bapak Jojo dengan Host di Room Green ..................... 26
Gambar 7 Mempersiapkan Kamera Untuk Pengambilan Gambar ...................  27
Gambar 8 Pengaturan Lampu ........................................................................... 27



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sekolah menengah kejuruan perlu diadakan kunjungan industri (KI). Maka SMKN 1 KUNTO DARUSSALAM mengadakan kunjungan industri bagi Siswa Kelas XI untuk semua Bidang Keahlian, pada kesempatan ini kami mengunjungi PTPN-V SEI GALUH, RIAU POS, dan TVRI RIAU.
Diadakannya kunjungan industri ini agar siswa mengenal dunia kerja. Selain itu siswa dapat mengetahui lebih jauh tentang cara kerja, kedisiplinan, tata tertib kerja, mesin-mesin industri yang lebih memadai, dll. Siswa juga diharapkan tidak menganggap kunjungan industri sebagai rekreasi, tapi menganggap kunjungan industri sebagai sarana belajar dengan cara mendatangi Dunia Usaha dan Industri secara langsung, dan melihat urutan-urutan proses kerja di Dunia Usaha dan Industri tersebut.  
B.     Batasan Pengamatan
Pengamatan sistem jaringan televisi ini hanya menjelaskan tentang sebatas sistem jaringan televisi digital di TVRI RIAU.
C.    Tujuan Kunjungan Industri
Sebagai landasan pengamatan ini merupakan pembekalan persiapan pelaksanaan Prakerin Paket Keahlian Teknik Komputer Jaringan di SMK NEGERI 1 KUNTO DARUSSALAM, yang meliputi :  
1.      Siswa dapat memantapkan persiapan kegiatan Prakerin.
2.      Siswa dapat mengetahui dan menghadapi secara lansung kegiatan Kunjungan Industri.
3.      Siswa dapat mengetahui masalah yang ada di Dunia Usaha dan Industri.
4.      Siswa dapat belajar bekerja sama/berorganisasi dengan pihak lain.
5.     
1
Siswa dapat mengetahui fasilitas yang ada di Dunia Usaha dan Industri.

D.    Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Har/Tanggal
Waktu
Kegiatan









             Rabu
19 November 2014
03.00
Seluruh peserta berkumpul di SMK N 1 Kunto Darussalam
03.00-03.45
Persiapan masuk mobil
03.45-05.15
Menuju Masjid Raya Ujung Batu untuk sholat subuh berjamaah
05.15-05.30
Peserta berada dalam mobil, siap berangkat ke Sei Galuh
05.30-09.30
Menuju Sei Galuh
09.30-11.30
Kunjungan dan wawancara di Sei Galuh
11.30-13.00
Istirahat, sholat, makan
13.00-13.30
Menuju Riau Pos
13.30-14.30
Kunjungan dan wawancara di stasiun di Riau Pos
14.30-15.00
Menuju stasiun TVRI
15.00-16.30
Kunjungan dan wawancara di stasiun TVRI
16.30-16.45
Menuju Hypermat
16.45-17.45
Observasi
17.45-18.00
Persiapan pulang
18.00
Kito matta itsuka








Tabel 1.1 Waktu dan Tempat
E.     Manfaat Kunjungan Industri
Adapun manfaat dari Kunjungan Industri adalah sebagai berikut :
1.      Memberikan nilai tambahan bagi profil sekolah sehingga bisa meningkatkan daya saing yang lebih baik.
2.      Dapat mengetahui  kedisiplinan dan tata tertib yang tegas dalam dunia kerja.
3.      Melihat cara kerja dan berbagai macam alat-alat produksi yang sudah cukup modern.
4.      Mendapat gambaran saat akan bekerja di Dunia Usaha dan Industri.
5.      Dapat menambah wawasan siswa dalam Dunia Usaha dan Industri

BAB II
GAMBARAN UMUM TVRI RIAU

A.    Sejarah berdirinnya TVRI RIAU
Sejarah Terbentuknya TVRI Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia semula didirikan dalam bentuk Yayasan berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 215 Tahun 1963 tanggal 20 Oktober 1963 dengan nama Yayasan Televisi Republik Indonesia. Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran yang menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara.
4
 
Sejak berdirinya tanggal 24 Agustus 1962, TVRI mengemban tugas sebagai televisi yang mengangkat citra bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala internasional,mendorong kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai perekat sosial. Dinamika kehidupan TVRI adalah dinamika perjuangan bangsa dalam proses belajar berdemokrasi. Pada tanggal 24 Agustus 1962 dalam era Demokrasi Terpimpin, TVRI berbentuk Yayasan yang didirikan untuk menyiarkan pembukaan Asian Games yang ke IV di Jakarta. Memasuki era Demokrasi Pancasila pada tahun1974, TVRI telah berubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan dengan status sebagai Direktorat yang bertanggung jawab Direktur Jenderal Radio, Televisi, dan Film. Dalam era Reformasi TVRI berstatus menjadi Perusahaan Jawatan di bawah pembinaan Departemen Keuangan. Sedangkan menurut Pemerintah, TVRI berubah statusnya menjadi PT. TVRI (Persero) di bawah pembinaan Kantor Menteri Negara BUMN. Selanjutnya, melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh Negara. Tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, pengendalian dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisanmasyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sudah 50 tahun sejak pertama kali menyelenggarakansiaran pada tahun1962, TVRI menemani dan mendinamisasikan perjalan hidup bangsa. Banyak hal yang dapat dimaknai selama waktu tersebut, baik untuk bangsa maupun untuk TVRI sendiri. Sebagai lembaga penyiaran publik, banyak yang sudah dilakukan oleh TVRI baik yang berkaitan langsung dengan peran dan fungsi TVRI sebagai media massa maupun sebagai lembaga sosial yang hidup ditengah-tengah lingkungan yang sedang mengalami perubahan begitu hebat diberbagai sektor kehidupan. Sehingga mengharuskan TVRI pun melakukan penyesuaian-penyesuaian.
Selain keberhasilan yang telah dicapai, TVRI juga menyadari banyak hal yang menghambat sehingga TVRI belum optimal memberikan pelayanan bidang komunikasi dan informatika kepada masyarakat sebagimana yang dirumuskan dalam visi dan misi TVRI. Namun demikian, apa yang terjadi dalam laporan ini hendaknya dimaknai sebagai dedikasi dan integritas seluruh stakeholder TVRI dalam menjalankan amanah cita-cita Kemerdekaan Indonesia sebagimana tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pengembangan penyiaran TVRI diarahkan untuk :
1.      Menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945.
2.      Menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diribangsa.
3.      Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
4.      Menjaga dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa (NKRI).
5.      Meningkatkan kesadaraan ketaatan hukum dan disiplin nasional.
6.      Mendorong peningkatan kemampuan perekonomian rakyat.
7.      Memajukan kebudayaan nasional.

Sebagai stasiun televisi pertama di negeri ini, TVRI telah melalui perjalanan panjang dan mempunyai peran strategis dalam perjuangan dan perjalanan kehidupan bangsa. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-44 (24 Agustus 2006), TVRI resmi menjadi Lembaga Penyiaran Publik.
Kantor Pusat Lembaga Penyiaran Publik TVRI berkedudukan di Jakarta dengan alamat Jalan Gerbang Pemuda Senayan Jakarta. Kantor Pusat berfungsi melakukan pembinaan dan operasional, dengan struktur organisasi meliputi Direktorat Keuangan, Direktorat Umum, Direktorat Program dan Berita, Direktorat Teknik, Direktorat Pengembangan dan Usaha, Pusat Pendidikan dan Latihan, Pusat Penelitian dan Pengembangan serta Satuan Pengawasan Intern (SPI).

B.     Struktur Organisasi TVRI RIAU

Struktur organisasi direktorat umum



Gambar 2.1 struktur oranisasi direktorat umum


Struktur direktorat keuangan
Gambar 2.2 struktur direktorat keuangan.


C.    Visi dan Misi TVRI RIAU
1.      VISI
 Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional.

2.      MISI
a.       Mengembangkan TVRI RIAU menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.
b.       Mengembangkan TVRI RIAU menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.
c.       Memberdayakan TVRI RIAU menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.
d.      Memberdayakan TVRI RIAU menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia Internasional.
 
BAB III
METODE KUNJUNGAN INDUSTRI

A.    Pengumpulan Data
1.      Studi Pustaka
Berdasarkan pelaksanaan Kunjungan Industri di tiga Instansi yaitu PTPN V SEI GALUH, RIAU POS, TVRI RIAU telah mempelajari Sistem Jaringan yang ada di setiap Instansi. Dimana setiap Instansi memiliki pengoperasian Sistem maupun Teknisinya yang berbeda-beda berdasarkan keperluan Instansinya.
2.      Pengamatan
Metode ini dilakukan tinjauan langsung dalam pengamatan di TVRI RIAU dimana tempat tersebut memiliki jaringan multimedia dalam operasional penayangan siaran televisi. Pengamatan tersebut di TVRI RIAU menggunakan Sistem Jaringan Televisi Digital. Dalam pengamatan yang terjadi kami mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui fungsi-fungsi alat yang ada di ruangan tersebut.
3.      Wawancara
Melakukan wawancara secara langsung kepada petugas operator televisi dan berdialog secara langsung dengan operator tersebut. Wawancara dilakukan di ruangan editing dan room green. Dimana Wawancara tersebut bertujuan untuk lebih mengenal lagi tentang proses Jaringan Televisi Digital yang ada di TVRI RIAU. Wawancara dilakukan dengan petugas/karyawan di TVRI RIAU.
8
 
 
BAB IV
 HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Analisa jaringan
Dalam sebuah jaringan memerlukan sistem. Dimana sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain. Menurut Murdick dan Ross ( 1993 ) mendefinisikan sistem sebagai seperangkat elemen yang di gabungkan satu dengan yang lainnya untuk satu tujuan bersama. Sementara definisi sistem dalam kamus Webster Unbridged adalah elemen-elemen yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan atau organisasi.
Pada pengembangan sebuah sistem jaringan memerlukan analisa, dimana memegang peranan penting dalam hal merincikan atau merencanakan sistem baru. Analisa ini meliputi fungsi-fungsi yang dibutuhkan, kinerja yang harus dipenuhi.
B.     Stasiun pemancar televisi
Studio Pemancar TV Sebuah stasiun pemancar harus mempunyai kelengkapan alat dan tempat/ruang sebagai pendukung program acara yang sudah dibuat.
C.    Pembagian ruang studio
1.      Ruang Studio Siaran
Rounded Rectangle: 9Tempat penyiar / reporter menyiarkan informasi/berita. Ruangan ini dilengkapi meja dan kursi siar serta dekorasi ruang yang mendukung estetika, Sistem penerangan studio, mic jepit dan beberapa kamera TV studio. Ruangan ini juga bisa sebagai tempat berdialog. Seperti pada gambar berikut :

Description: 20141119_164111.jpg
Gambar 4.1 Studio Siaran
2.      Ruang Pengendali ( control room )
Tempat produksi suatu acara bisa untuk Mixing paket siaran. Ruangan ini berfungsi sebagai ruang pengendali rekaman yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan studio seperti mixer video, TV monitor setiap sumber audio visual satu monitor dan sebuah master monitor TV Switcher Video, Switcher lampu, VTR, VCD/DVD player, Telecine (pada stasiun yang besar memiliki ruang tersendiri), komputer dan sound system untuk keperluan talk back dengan ruang siaran maupun sebagai sumber audio/musik. Ruang ini dekat/ bersebelahan dengan ruang studio
rekaman dan dibatasi dengan kaca oneway yang hanya tembus pandang dari ruang pengendali ke ruang rekaman.
Description: 20141119_162954.jpg
Gambar 4.2 Control Room

3.      Ruang Produksi/editing program
Tempat memproduksi suatu paket acara setelah proses shooting selesai. Ruangan ini terdapat peralatan produksi analog atau peralatan produksi digital. Pada stasiun siaran TV yang besar ruang studio produksi analog dan digital dibuat terpisah/tersendiri. Peralatan studio produksi program analog terdiri dari mixer/switcher video, sumber video seperti VTR, VCR, VCD/DVD player VTR/VCR untuk perekaman master TV monitor, mixer audio, sumber audio seperti mic, tape deck, equalizer, amplifier, PH, tape recorder, speaker, headpon dan sebagainya. Peralatan produksi program digital terdiri dari beberapa unit komputer yang sudah dihubungkan dalam satu jaringan (LAN). Satu unit komputer digunakan untuk editing, yang lain untuk desain animasi grafis dan yang lain lagi untuk keperluan capturing serta untuk menyimpan file-file program pendukung seperti musik, sound efek dan program yang sudah jadi. Di samping itu juga terdapat peralatan sumber video seperti VTR/VCR dari beberapa jenis, mixer video,sound system, mic, headpon, speaker, printer dan sebagainya.
4.       Ruang Ganti /make up
 Ruang ini juga sangat diperlukan untuk membuat obyek tetap tampil menarik sesuai desain. Agar kualitas gambar yang dihasilkan tetap optimal dan menarik, maka obyek atau artis harus di make up dan selalu dijaga agar tidak memantulkan cahaya sewaktu di shooting akibat banyak berkeringat.
5.       Ruang pemancar
 Adalah ruangan untuk menempatkan perangkat pemancar TV. Ruangan ini berisi cabin-cabin peralatan elektronik pemancar dan penerima sinyal frekuensi gelombang TV dengan maupun gelombang mikro dari dan ke satelit. Selanjutnya dipancarkan ke masyarakat melalui peralatan pemancar dan antena yang dipasang di tower yang berada di luar studio.
Description: 20141119_160135.jpg
Gambar 4.3 Tower Pemancar
6.      Ruang Properti
Tempat pembuatan sarana pendukung untuk seting tempat/ruang sehingga sesuai dengan situasi dan kondisi yang diharapkan oleh naskah produksi TV. Tempat ini digunakan untuk merancang dekorasi, pembuatan lukisan untuk background, pembuatan miniatur, maket dan sebagainya.
7.      Auditorium
 Ruangan ini digunakan untuk berbagai acara seperti panggung musik, kesenian/budaya, lawak, talkshow interaktif dan acara-acara life lain yang akan melibatkan banyak artis maupun penonton/peserta. Peralatan yang dipasang di ruangan ini diantaranya sound sistem, genset, lampu spot dan tata lampu panggung, lcd monitor layar lebar, dan set peralatan rekaman video. Ruangan ini biasanya lantainya didesain bagian belakang lebih tinggi, agar penonton yang berada dibelakang bisa menyaksikan panggung dengan jelas tidak terhalang penonton di depannya.
8.      Ruang Discotique/Perpustakaan
 Ruangan ini sebagai tempat penyimpanan perangkat lunak seperti kaset video hasil shooting sebagai bank gambar, kaset / tape / CD hasil produksi program dan musik lagu, instrumental, sound efek dan sebagainya yang disusun rapi dengan penomeran khusus, sehingga memudahkan pencarian. Disamping software (perangkat lunak) juga untuk menyimpan arsip naskah program, buku-buku referensi dan sebagainya. Ruangan ini dilengkapi dengan computer untuk keperluan administrasi dan juga disediakan hardware (perangkat keras) untuk memutar ulang program serta ruang baca.

D.    Konstruksi jaringan studio
1.      Peralatan studio dan fungsinya
Pada ruang studio siaran terdapat beberapa peralatan sebagai berikut :


a.       Kamera studio yang dilengkapi tripot dan dolly / craine.
 Kamera berfungsi untuk menangkap gambar/visual dari obyek. Biasanya telah dilengkapi micropon untuk menangkap suara didepan kamera. Kamera juga dilengkapi dengan VCR untuk merekam gambar dan suara dari obyek. Tripot berfungsi sebagai penyangga kamera agar tidak goyang. Craine digunakan sebagai pengangkat kamera apabila diperlukan posisi dengan sudut pengambilan (engle) yang tinggi. Craine bisa digerakkan secara elektric sehingga meringankan beban kamerawan. Di samping kamera yang dipasang tetap di studio biasanya juga terdapat beberapa kamera portable yang juga berfungsi untuk pengambilan gambar dan suara.
b.      Lampu studio yang dipasang tetap dan lampu portable yang dilengkapi dengan stand lampu.
 Lampu berfungsi untuk penerangan agar cahaya yang mengenai obyek mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kamera, sehingga dapat
diperoleh gambar yang berkualitas/jelas. Lampu studio yang di pasang tetap pada plafon diatas arena shooting jumlahnya lebih dari 10 lampu dan arahnya diatur sehingga mengarah pada obyek. Pengaturan lampu dilakukan oleh seorang operator penata cahaya. Sedangkan lampu portabel yang dilengkapi tripot/stand digunakan bila dirasa intensitas cahayanya masih kurang. Setiap lampu biasanya memiliki daya 1000 -1500 watt. Semua lampu dihubungkan ke sumber listrik melalui switcher box dan switcher utama dengan menggunakan kabel listrik dan pengaman.
Description: 20141119_164132.jpg
Gambar 4.4 Lampu Studio
c.       Switcher box lampu
 Terdiri dari kumpulan switch (sakelar) lampu yang masing-masing berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu studio. Switcher box dihubungkan ke sumber listrik melalui panel sekering pengaman otomatis/MCB ke switcher utama jenis handle.
d.      TV monitor
Berfungsi sebagai display kamera untuk memonitor hasil pengambilan gambar setiap kamera sehingga bisa diketahui kualitasnya agar dipilih sutradara untuk direkam di master VTR. Oleh karena itu Setiap kamera dipasang satu monitor. Master VTR juga membutuhkan dipasang satu monitor untuk mengetahui gambar dari kamera mana yang sedang direkam di VTR.
e.       Mixer/Switcher video
Digunakan untuk menerima masukan dari setiap kamera yang digunakan untuk shooting dan meneruskan ke VTR untuk direkam. Alat ini juga berfungsi untuk memilih gambar dari kamera mana yang akan direkam ke VTR. Dan efek-efek apa yang akan dipilih dan digunakan sebagai transisi perpindahan gambar dari kamera yang satu ke kamera yang lain oleh sitcherman atas perintah sutradara.
Description: 20141119_163317.jpg
Gambar 4.5 Mixer/Switcher Video
f.       VTR (video tape recorder) / VCR (video cassette recorder).
 Digunakan untuk merekam gambar dan suara obyek yang di shooting. VTR menerima masukan gambar dari mixer video dan masukan suara dari mixer audio atau langsung dari micropone yang dipasang pada obyek shooting. Keluaran dari VTR dihubungkan ke pesawat pemancar yang ada diruang pemancar untuk dipancarkan sebagai siaran langsung atau direkam dulu pada pita magnetis, diedit dan dijadikan dalam bentuk kaset atau keping VCD/DVD program untuk siaran tunda/tidak langsung.
g.      Sound system yang terdiri dari mic, mixer audio, equalizer, amplifier, speaker, headpone, tape recorder/cassette recorder, piringan hitam, CD/DVD player dan sebagainya
Sound sistem digunakan untuk keperluan talk back komunikasi antara kamerawan dengan sutradara/pengarah dalam rangka koordinasi, pemberian instruksi oleh pengarah kepada kamerawan. Talkback juga disalurkan ke ruang-ruang lain seperti ruang telecine untuk koordinasi pemutaran film, slide dan sebagainya. Sound sistem juga berfungsi sebagai sumber suara utama dan pendukung program. Suara utama adalah suara obyek shooting dan suara pendukung adalah sebagai sumber suara untuk backsound musik, sound efex dan sebagainya. Microphone untuk menangkap suara dan diubah menjadi elektris dan disalurkan ke mixer audio, dari mixer disalurkan ke qualizer. Pada mixer dan equalizer suara bisa diolah nadanya sehingga kualitas suaranya baik. Selanjutnya keluarannya disalurkan ke amplifier untuk diperkuat dan keluaranya disalurkan ke tape recorder untuk direkam atau langsung ke Video Tape Recorder (VTR).
h.      Telecine yang terdiri proyektor film 8 mm, 16 mm, 35 mm, 70 mm, screen, dan pengarah proyeksi, kamera video, tv monitor
Telecine berfungsi untuk mengubah dari bentuk film ke video sehingga dapat disiarkan ke masyarakat melalui pemancar TV.
i.        Komputer editing
 Yaitu komputer yang berisi program aplikasi untuk keperluan editing program dan animasi seperti program pinacle studio, matrox, adobe premier dan sebagainya. Sebagai komputer editing video perlu memiliki memori yang besar demikian pula kapasitas harddisk yang besar pula untuk menyimpan data-data gambar yang cukup banyak. Biasanya terdapat beberapa komputer untuk keperluan editing video yaitu untuk animasi disain tersebut dikoneksi pada satu jaringan untuk keperluan komunikasi data.
Description: 20141119_162950.jpg
4.6 Komputer Editing

E.     Skema sambungan dan proses kerja
1.      Studio televisi
Proses kerjanya adalah sebagai berikut. Obyek shooting misalnya acara kesenian tari, dishot menggunakan dua buah kamera video yaitu kamera 1 dan kamera dua. Pengambilan obyek dilakukan oleh kamerawan atas instruksi pengarah/sutradara yang berada di ruang pengendali, melalui talkback sound system yang disalurkan ke headphone pada setiap kamera. Dengan demikian tidak ada pengambilan yang sama. Dari kamera 1 maupun kamera 2 hasil pengambilan gambarnya disalurkan ke TV monitor 1 dan TV monitor 2 serta disalurkan ke mixer video yang sudah dilengkapi dengan fasilitas switcher dan wiper transisi. Dengan demikian pengarah dapat melihat hasil pengambilan gambar melalui TV monitor yang diset di ruang pengendali. Suara dari obyek shooting dapat ditangkap oleh micropone yang dipasang khusus atau menggunakan fasilitas micropone pada kamera. Suara disalurkan langsung ke VTR atau dapat juga melalui mixer audio. Pengarah memilih gambar yang akan direkam di VTR secara bergantian antara kamera 1 dan kamera 2 pergantian gambar dan pemilihan transisi dilakukan oleh operator atas perintah diberi instruksi untuk pengambilan gambar berikutnya dengan angle maupun komposisi yang berbeda. Gambar yang dipilih disalurkan ke VTR untuk direkam. Gambar yang direkam dapat dilihat pada monitor master. Demikian seterusnya sampai rekaman selesai. Apabila rekaman tersebut langsung disiarkan (on air) maka disamping disalurkan ke VTR untuk direkam gambar dan suara disalurkan kepesawat pemancar TV yang ada di ruang pemancar. Oleh pemancar sinyal suara dipancarkan oleh antena yang berada di tower antene dengan frekuensi pembawa gelombang mikro ke statiun bumi. Oleh stasiun bumi dipancarkan ke satelit komunikasi dan oleh satelit dipancarkan kembali kebumi dan diterima oleh stasiun bumi-stasiun bumi diseluruh wilayah jangkauan satelit. Oleh stasiun bumi dipancarkan kemabli ke stasiun relay dan oleh stasiun relay dipancarkan ke masyarakat pemirsa di rumah masing-masing. Sumber informasi penyiaran tidak hanya acara langsung tetapi bisa dilakukan siaran tunda, maupun siaran dari bahan yang sudah jadi seperti sinetron, film dan program siaran iklan/promosi. Dengan demikian sumber informasinya bisa bermacam-macan seperti telecine, VTR/VCR, komputer untuk menayangkan VCD/DVD atau menggunakan VCD/DVD player. Dari VTR/VCR atau dari telecine dan sumber yang lainnya, output video dan audio disalurkan langsung ke video input dan audio input pesawat mixer dan oleh mixer melalui output video dan audio disalurkan ke VTR atau langsung ke pemancar .
2.      Sound System
Proses kerja Sound Sistem adalah sebagai berikut
Suara obyek shooting ditangkap oleh micropone yang dipasang di arena shooting disalurkan dengan kabel koaksial ke pesawat mixer audio. Setelah diolah oleh lalu disalurkan ke VTR/VCR bersama-sama dengan sinyal video yang dikeluarkan oleh mixer video untuk direkam. Atau langsung disalurkan ke pesawat pemancar untuk disiarkan bersama dengan sinyal videonya. Suara dari sumber suara yang lain seperti musik dari piringan hitam yang diputar pada pick up atau dari CD player yang dimaksudkan sebagai musik back sound, disalurkan ke mixer dan dicampur dengan suara obyek shooting selanjutnya disalurkan ke VTR/VCR untuk direkam atau langsung dikirim ke pemancar untuk disiarkan secara langsung. Saat ini telah dipakai komputer yang berfungsi sebagai sumber suara maupun sebagai alat penyimpan suara (recorder). Dengan menggunakan komputer pekerjaan menjadi lebih ringan dan mudah, karena komputer dilengkapi dengan sistem pencari yang dapat memanggil dengan cepat file suara yang dibutuhkan. Demikian pula dengan komputer dapat mengedit dengan mudah dan teliti. Untuk keperluan koordinasi bagi sutradara/pengarah terhadap kamerawan, operator telecine yang berada di ruang studio telecine, digunakan talk back sound yang diperoleh dari micropone sutradara disalurkan ke amplifier dan keluarannya disalurkan ke headpon yang dipakai oleh kamerawan dan operator telecine. Sistem komunikasi ini
searah karena sifatnya adalah instruksi dari sutradara/pengarah kepada kamerawan maupun operator. Oleh karena itu kamerawan dan operator tidak dilengkapi dengan micropone untuk komunikasi dengan sutradara/pengarah.
3.      Telecine
            Adalah singkatan dari telecinema atau film yang disiarkan jarak jauh. Telecine mengerjakan transfer data dari film ke bentuk video digital dan disalurkan ke studio pemancar untuk dipancarkan ke masyarakat. Transfer data ini dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Transfer data secara tidak langsung dilakukan dengan cara pemutaran film dengan proyektor, tayangannya direkam menggunakan kamera video dan disalurkan ke VTR atau komputer untuk disimpan dan sewaktu-waktu diperlukan dapat dipanggil disalurkan ke pemancar untuk disiarkan. Proses kerjanya adalah sebagai berikut :
Telecine adalah berfungsi untuk mengubah film menjadi video. Film yang diputar dengan proyektor film menghasilkan gambar proyeksi yang berupa cahaya. Dengan demikian tidak bisa disiarkan melalui pesawat pemancar karena sifat atau bentuknya bukan elektrik. Oleh karena itu perlu diubah dahulu menjadi elektrik yaitu menjadi sinyal video. Pengubahan menjadi sinyal video dilakukan dengan cara mengambil/ shot gambar hasil proyeksi dari proyektor film yang berada di layar/screen dengan kamera video dan disalurkan ke VTR/VCR untuk direkam. Sinyal suaranya mengambil dari keluaran audio out proyektor film dan disalurkan ke VTR/VCR. Hal ini untuk menghindari gangguan suara berisik dari proyektor film. Proses proyeksi gambar oleh proyektor film kelayar dapat dilakukan dengan menggunakan telecine box atau menggunakan layar pada umumnya seperti di gedung bioskop. Dalam hal ini dapat diperhatikan dua model transfer film ke video pada gambar di atas. Kamera video diletakkan sejajar dengan proyektor film untuk mengambil gambar proyeksinya di layar. Sinyal suaranya diambil secara langsung dari proyektor dan disalurkan ke perekam video dan audio. Perekam video bisa bermacam-macam yaitu VTR/VCR, komputer, DVD/VCD recorder atau peralatan perekam video yang lain.

BAB V
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Kunjungan Industri ini adalah suatu strategi yang memberi peluang pada para peserta untuk mengetahui proses kerja yang sesungguhnya. Dengan adanya kunjungan industri ini kita bisa melihat bagaimana sulit dan mudahnya dalam dunia kerja.  
Selain itu kunjungan ini juga dilakukan agar peserta mendapatkan wawasan yang luas tentang dunia kerja. Dalam hal ini banyak sekali pengalaman yang didapat, baik dari cara-cara melakukan pekerjaan yang tidak membung-buang waktu sampai apa saja yang dapat kita lakukan agar pekerjaan terlaksana dengan baik.  
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan faktor yang harus di perhatikan dalam Dunia Usaha dan industri agar tidak terjadi kecelakaan pada saat melakukan suatu pekerjaan dan juga mengembangkan ilmu yang didapat di bangku sekolah sesuai dengan jurusan masing-masing.

B.     Saran
Dalam pelaksanaan Kunjungan Industri sebaiknya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.      Sebelum melaksanakan Kunjungan Industri hendaknya siswa mengetahui beberapa hal penting tentang obyek yang akan dikunjungi. Misal mempersiapkan pertanyaan yang akan ditanyakan didalam sebuah perusahaan yang akan dikunjungi.

2.      Selanjutnya menjalin kemitraan yang baik antara Perusahaan dengan semua Bidang Keahlian dan perlu komunukasi yang baik juga antara Sekolah dengan Perusahaan yang akan dituju sehingga akan memudahkan siswa-siswi nya untuk mencari pekerjaan setelah lulus nanti.



Oval: 22
 
3.      Diharapkan untuk semua siswa-siswi yang mengikuti kegiatan Kunjungan Industri agar lebih mengenal lagi Dunia Usaha dan Industri. Dan juga dapat mempersiapkan diri untuk terjun ke Dunia Usaha dan Industri.

4.      Untuk Bapak dan Ibu Guru Pembimbing agar lebih memperhatikan lagi siswa-siswinya dalam pelaksanaan kegiatan Kunjungan Industri.

5.      Dalam pembuatan Laporan hendaknya Bapak dan Ibu lebih memperhatikan lagi siswa-siswinya agar Laporan Kunjungan Industri tersebut sesuai dengan yang diharapkan bersama.

Demikianlah saran yang kami tulis, mudah-mudahan saran tersebut dapat menjadi pelajaran bagi kita semua agar untuk pelaksanaan selanjutnya dapat berjalan dengan baik. Dan juga untuk kesempurnaan Laporan ini hendaklah Bapak dan Ibu Guru memberikan Kritikan yang membangun.















DAFTAR PUSTAKA

Buku panduan.2014. Praktek Kerja Industri SMKN 1 KUNTO DARUSSALAM.
Buku Kunjunga Industri.2014. Pengembangan Karakter Kerja Berbasis Industri.
http ://uty.ac.id/2012/10Kunjungan-Industri.
24
 
http://amisca.chem.itb.ac.id/2013/08/26/Kunjungan-Industri.
http://ngawidian.blogspot.com/2014/11/contoh-laporan-kunjungan-industri
 

NB ; mohon koreksinya