LAPORAN
KUNJUNGAN INDUSTRI
SISTEM
JARINGAN TELEVISI DIGITAL
DI
TVRI RIAU
Disusun
Oleh :
1. ABDUS
SALAM NISN : 9953128296
2. AGUS
BUDI HARTO NISN : 9972260173
3. CECEP NISN :
9972260036
4. DUIS
TANTI NISN :
9982006753
5. RIKI
GUSTIAN NISN : 9972208266
6. SARTIKA
MEGA SARI NISN : 9977372848
7. SOLIKIN
NISN :
9982045348
SMK
NEGERI 1 KUNTO DARUSSALAM
ROKAN
HULU
2014
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KUNJUNGAN
INDUSTRI
Bidang Keahlian : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Program Keahlian : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
Paket Keahlian : TEKNIK
KOMPUTER DAN JARINGAN
Kelas : XI (SEBELAS)
Disahkan di : SMK NEGERI 1 KUNTO DARUSSALAM
Pada Tanggal : 16 Desember 2014
MENGESAHKAN
Kepala Bidang Keahlian
Teknologi Informasi dan Komunikasi
ANTONI
NUGRAHANTO, A.Md
|
Pembimbing
JOHANA TRI
AMBORO,S.Kom
|
Kepala Sekolah
RIKA
HUSYMI, S.Pd.I
NIP. 19821215 200903 2 005
|
Ketua Panitia
Kunjungan Industri
WAHYU
ZATMIKO
|
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur
kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga dapat
menyelesaikan laporan Kunjungan Industri di tahun 2014. Shalawat seiring salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Laporan Kunjungan Industri ini
dibuat dengan tujuan penjelasan kepada pembaca yang akan melaksanakan Kunjungan
Industri. Dengan harapan semoga pelaksanaan Kunjungan Industri berjalan lancar
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan membawa manfaat, baik untuk lokasi
Kunjungan Industri maupun untuk Sekolah. Ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1.
Ibu Rika Husymi, S.Pd.I selaku Kepala
Sekolah SMK Negeri 1 Kunto Darussalam.
2.
Bapak Wahyu Zatmiko selaku Ketua Pelaksana
Kunjungan Industri SMK Negeri 1 Kunto Darussalam.
3.
Bapak Antoni Nugrahanto, A.Md selaku
Kepala Bidang Teknologi Informasi Dan Komunikasi
4.
Bapak Johana Tri Amboro, S.Kom selaku Guru
Pembimbing kelompok 11 dari kelas XI Teknik Komputer Jaringan.
5. Ibu
Aisyahesti, S.Pd selaku wali kelas XI Teknik Komputer Jaringan.
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan
Kunjungan Industri ini.
Kota Baru, 16 Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ............................................................................................ i
Halaman
Pengesahan................................................................................... ii
Kata
Pengantar ............................................................................................ iii
Daftar
Isi .................................................................................................. iv
Daftar
Tabel ............................................................................................... vi
Daftar
Gambar............................................................................................. vii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ...................................................................... 1
B. Batasan
Pengamatan .............................................................. 1
C. Tujuan
Kunjungan Industri ................................................... 1
D. Waktu
dan Tempat ................................................................ 2
E. Manfaat Kunjungan Industri ................................................ 3
BAB
II GAMBARAN UMUM TVRI RIAU
A. Sejarah
Berdirinya TVRI RIAU ........................................... 4
B. Struktur
Organisasi TVRI RIAU .......................................... 6
C. Visi
dan Misi TVRI RIAU..................................................... 7
1. Visi
TVRI RIAU ......................................................... 7
2. Misi
TVRI RIAU ......................................................... 7
|
A. Pengumpulan
Data ................................................................ 8
1. Studi Pustaka .............................................................. 8
2. Pengamatan ................................................................. 8
3. Wawancara .................................................................. 8
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Analisa Jaringan ..................................................................... 9
B. Stasiun
Pemancar Televisi ..................................................... 9
C. Pembagian
Ruang Studio ...................................................... 9
D. Konstruksi
Jaringan Studio ................................................... 13
1. Peralatan
Studio dan Fungsinya ...................................... 13
E.Skema
Sambungan dan Proses Kerja ....................................... 18
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
............................................................................ 22
B. Saran....................................................................................... 22
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................ 24
LAMPIRAN
............................................................................................... 25
DAFTAR
TABEL
Tabel
1.1 Waktu dan Tempat ............................................................................... 2
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
2.1 Struktur Organisai Direktorat Umum ............................................. 6
Gambar
2.2 Struktur Organisasi Directorat Keuangan ...................................... 7
Gambar
4.1 Studio Siaran ................................................................................ 10
Gambar
4.2 Control Room ............................................................................... 11
Gambar
4.3 Tower Pemancar ........................................................................... 12
Gambar
4.4 Lampu Studio ............................................................................... 15
Gambar
4.5 Mixer/Switcher Video ................................................................... 16
Gambar
4.6 Komputer Editing ......................................................................... 18
Gambar
1 Wawancara Dengan Operator Sistem di
TVRI RIAU ................... 25
Gambar
2 Bapak Jojo Sedang Mencoba Mengoperasikan Mixer Audio ......... 25
Gambar
3 Sistem Audio dan Video Menggunakan Tiga Komputer ................ 25
Gambar
4 Komputer Teknis Untuk Mengganti Iklan dan Audio .................... 26
Gambar
5 Pengatur Efek Suara ........................................................................ 26
Gambar
6 Pengenalan Bapak Jojo dengan Host
di Room Green ..................... 26
Gambar
7 Mempersiapkan Kamera Untuk Pengambilan Gambar ................... 27
Gambar
8 Pengaturan Lampu ........................................................................... 27
|
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah menengah kejuruan perlu diadakan kunjungan
industri (KI). Maka SMKN 1 KUNTO DARUSSALAM mengadakan kunjungan industri bagi
Siswa Kelas XI untuk semua Bidang Keahlian, pada kesempatan ini kami
mengunjungi PTPN-V SEI GALUH, RIAU POS, dan TVRI RIAU.
Diadakannya kunjungan industri ini agar
siswa mengenal dunia kerja. Selain itu siswa dapat mengetahui lebih jauh
tentang cara kerja, kedisiplinan, tata tertib kerja, mesin-mesin industri yang
lebih memadai, dll. Siswa juga diharapkan tidak menganggap kunjungan industri
sebagai rekreasi, tapi menganggap kunjungan industri sebagai sarana belajar
dengan cara mendatangi Dunia Usaha dan Industri secara langsung, dan melihat
urutan-urutan proses kerja di Dunia Usaha dan Industri tersebut.
B.
Batasan
Pengamatan
Pengamatan sistem jaringan televisi ini
hanya menjelaskan tentang sebatas sistem jaringan televisi digital di TVRI
RIAU.
C. Tujuan Kunjungan Industri
Sebagai landasan pengamatan ini merupakan pembekalan
persiapan pelaksanaan Prakerin Paket Keahlian Teknik Komputer Jaringan di SMK
NEGERI 1 KUNTO DARUSSALAM, yang meliputi :
1. Siswa
dapat memantapkan persiapan kegiatan Prakerin.
2. Siswa
dapat mengetahui dan menghadapi secara lansung kegiatan Kunjungan Industri.
3. Siswa
dapat mengetahui masalah yang ada di Dunia Usaha dan Industri.
4. Siswa
dapat belajar bekerja sama/berorganisasi dengan pihak lain.
5.
1
|
D.
Waktu
dan Tempat Pelaksanaan
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Tabel
1.1 Waktu dan Tempat
E.
Manfaat Kunjungan
Industri
Adapun manfaat dari Kunjungan Industri adalah
sebagai berikut :
1. Memberikan
nilai tambahan bagi profil sekolah sehingga bisa meningkatkan daya saing yang
lebih baik.
2. Dapat
mengetahui kedisiplinan dan tata tertib
yang tegas dalam dunia kerja.
3. Melihat
cara kerja dan berbagai macam alat-alat produksi yang sudah cukup modern.
4. Mendapat
gambaran saat akan bekerja di Dunia Usaha dan Industri.
5. Dapat
menambah wawasan siswa dalam Dunia Usaha dan Industri
BAB
II
GAMBARAN
UMUM TVRI RIAU
A.
Sejarah
berdirinnya TVRI RIAU
Sejarah
Terbentuknya TVRI Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia semula
didirikan dalam bentuk Yayasan berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 215 Tahun 1963 tanggal 20 Oktober 1963 dengan nama Yayasan
Televisi Republik Indonesia. Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan
lembaga penyiaran yang menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama
tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara.
|
Sudah 50 tahun sejak pertama kali menyelenggarakansiaran pada tahun1962,
TVRI menemani dan mendinamisasikan perjalan hidup bangsa. Banyak hal yang dapat
dimaknai selama waktu tersebut, baik untuk bangsa maupun untuk TVRI sendiri.
Sebagai lembaga penyiaran publik, banyak yang sudah dilakukan oleh TVRI baik
yang berkaitan langsung dengan peran dan fungsi TVRI sebagai media massa maupun
sebagai lembaga sosial yang hidup ditengah-tengah lingkungan yang sedang mengalami
perubahan begitu hebat diberbagai sektor kehidupan. Sehingga mengharuskan TVRI
pun melakukan penyesuaian-penyesuaian.
Selain keberhasilan yang telah dicapai, TVRI juga
menyadari banyak hal yang menghambat sehingga TVRI belum optimal memberikan
pelayanan bidang komunikasi dan informatika kepada masyarakat sebagimana yang
dirumuskan dalam visi dan misi TVRI. Namun demikian, apa yang terjadi dalam
laporan ini hendaknya dimaknai sebagai dedikasi dan integritas seluruh stakeholder TVRI dalam menjalankan
amanah cita-cita Kemerdekaan Indonesia sebagimana tertuang dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Pengembangan penyiaran TVRI diarahkan untuk :
1. Menjunjung
tinggi pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945.
3. Meningkatkan
kualitas sumber daya manusia.
4. Menjaga dan
mempererat persatuan dan kesatuan bangsa (NKRI).
5. Meningkatkan
kesadaraan ketaatan hukum dan disiplin nasional.
6. Mendorong
peningkatan kemampuan perekonomian rakyat.
7. Memajukan
kebudayaan nasional.
Sebagai stasiun televisi pertama di negeri ini, TVRI telah melalui perjalanan
panjang dan mempunyai peran strategis dalam perjuangan dan perjalanan kehidupan
bangsa. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, bertepatan
dengan ulang tahunnya yang ke-44 (24 Agustus 2006), TVRI resmi menjadi Lembaga Penyiaran
Publik.
Kantor Pusat Lembaga Penyiaran Publik TVRI berkedudukan di Jakarta dengan
alamat Jalan Gerbang Pemuda Senayan Jakarta. Kantor Pusat berfungsi melakukan
pembinaan dan operasional, dengan struktur organisasi meliputi Direktorat
Keuangan, Direktorat Umum, Direktorat Program dan Berita, Direktorat Teknik,
Direktorat Pengembangan dan Usaha, Pusat Pendidikan dan Latihan, Pusat Penelitian
dan Pengembangan serta Satuan Pengawasan Intern (SPI).
B. Struktur Organisasi TVRI RIAU
Struktur organisasi direktorat umum
Gambar 2.1 struktur oranisasi direktorat umum
Struktur direktorat keuangan
Gambar 2.2 struktur direktorat keuangan.
C. Visi dan Misi TVRI RIAU
1. VISI
Terwujudnya TVRI sebagai media
pilihan bangsa Indonesia dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk
memperkuat kesatuan nasional.
2.
MISI
a.
Mengembangkan TVRI RIAU menjadi media perekat sosial
untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang
dinamis.
b.
Mengembangkan
TVRI RIAU menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.
c.
Memberdayakan TVRI RIAU menjadi pusat pembelajaran
bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan
kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.
d.
Memberdayakan TVRI RIAU menjadi media untuk membangun
citra bangsa dan negara Indonesia di dunia Internasional.
BAB
III
METODE
KUNJUNGAN INDUSTRI
A.
Pengumpulan
Data
1. Studi
Pustaka
Berdasarkan pelaksanaan Kunjungan
Industri di tiga Instansi yaitu PTPN V SEI GALUH, RIAU POS, TVRI RIAU telah
mempelajari Sistem Jaringan yang ada di setiap Instansi. Dimana setiap Instansi
memiliki pengoperasian Sistem maupun Teknisinya yang berbeda-beda berdasarkan
keperluan Instansinya.
2. Pengamatan
Metode ini dilakukan tinjauan langsung
dalam pengamatan di TVRI RIAU dimana tempat tersebut memiliki jaringan multimedia dalam operasional penayangan
siaran televisi. Pengamatan tersebut di TVRI RIAU menggunakan Sistem Jaringan
Televisi Digital. Dalam pengamatan yang terjadi kami mengajukan beberapa
pertanyaan untuk mengetahui fungsi-fungsi alat yang ada di ruangan tersebut.
3. Wawancara
Melakukan wawancara secara langsung
kepada petugas operator televisi dan berdialog secara langsung dengan operator
tersebut. Wawancara dilakukan di ruangan editing
dan room green. Dimana Wawancara
tersebut bertujuan untuk lebih mengenal lagi tentang proses Jaringan Televisi
Digital yang ada di TVRI RIAU. Wawancara dilakukan dengan petugas/karyawan di
TVRI RIAU.
|
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Analisa
jaringan
Dalam sebuah jaringan memerlukan sistem.
Dimana sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau
variabel-variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi dan saling
bergantung satu sama lain. Menurut Murdick dan Ross ( 1993 ) mendefinisikan
sistem sebagai seperangkat elemen yang di gabungkan satu dengan yang lainnya
untuk satu tujuan bersama. Sementara definisi sistem dalam kamus Webster Unbridged adalah elemen-elemen
yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan atau organisasi.
Pada pengembangan sebuah sistem jaringan
memerlukan analisa, dimana memegang peranan penting dalam hal merincikan atau
merencanakan sistem baru. Analisa ini meliputi fungsi-fungsi yang dibutuhkan,
kinerja yang harus dipenuhi.
B.
Stasiun
pemancar televisi
Studio Pemancar TV Sebuah stasiun
pemancar harus mempunyai kelengkapan alat dan tempat/ruang sebagai pendukung
program acara yang sudah dibuat.
C.
Pembagian
ruang studio
1.
Ruang Studio Siaran
Tempat
penyiar / reporter menyiarkan
informasi/berita. Ruangan ini dilengkapi meja dan kursi siar serta dekorasi
ruang yang mendukung estetika, Sistem penerangan studio, mic jepit dan beberapa
kamera TV studio. Ruangan ini juga bisa sebagai tempat berdialog. Seperti pada
gambar berikut :
Gambar 4.1 Studio Siaran
2.
Ruang Pengendali ( control room )
Tempat produksi suatu acara bisa untuk Mixing paket siaran. Ruangan ini berfungsi sebagai ruang pengendali
rekaman yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan studio seperti mixer video, TV monitor setiap sumber
audio visual satu monitor dan sebuah master monitor TV Switcher Video, Switcher
lampu, VTR, VCD/DVD player, Telecine
(pada stasiun yang besar memiliki ruang tersendiri), komputer dan sound system untuk keperluan talk back dengan ruang siaran maupun
sebagai sumber audio/musik. Ruang ini dekat/ bersebelahan dengan ruang studio
rekaman dan dibatasi dengan kaca oneway yang hanya tembus pandang dari ruang pengendali ke ruang rekaman.
rekaman dan dibatasi dengan kaca oneway yang hanya tembus pandang dari ruang pengendali ke ruang rekaman.
Gambar 4.2 Control Room
3. Ruang
Produksi/editing program
Tempat memproduksi suatu paket acara setelah proses shooting selesai. Ruangan ini terdapat peralatan produksi analog
atau peralatan produksi digital. Pada stasiun siaran TV yang besar ruang studio
produksi analog dan digital dibuat terpisah/tersendiri. Peralatan studio
produksi program analog terdiri dari mixer/switcher
video, sumber video seperti VTR, VCR,
VCD/DVD player VTR/VCR untuk
perekaman master TV monitor, mixer audio,
sumber audio seperti mic, tape deck,
equalizer, amplifier, PH, tape recorder, speaker, headpon dan sebagainya.
Peralatan produksi program digital terdiri dari beberapa unit komputer yang
sudah dihubungkan dalam satu jaringan (LAN). Satu unit komputer digunakan untuk
editing, yang lain untuk desain
animasi grafis dan yang lain lagi untuk keperluan capturing serta untuk menyimpan file-file program pendukung seperti
musik, sound efek dan program yang
sudah jadi. Di samping itu juga terdapat peralatan sumber video seperti VTR/VCR dari beberapa jenis, mixer video,sound system, mic, headpon,
speaker, printer dan sebagainya.
4. Ruang Ganti /make up
Ruang ini juga sangat diperlukan
untuk membuat obyek tetap tampil menarik sesuai desain. Agar kualitas gambar
yang dihasilkan tetap optimal dan menarik, maka obyek atau artis harus di make up dan selalu dijaga agar tidak
memantulkan cahaya sewaktu di shooting
akibat banyak berkeringat.
5. Ruang pemancar
Adalah ruangan untuk menempatkan
perangkat pemancar TV. Ruangan ini berisi cabin-cabin peralatan elektronik
pemancar dan penerima sinyal frekuensi gelombang TV dengan maupun gelombang mikro dari dan ke satelit. Selanjutnya dipancarkan ke masyarakat melalui peralatan
pemancar dan antena yang dipasang di tower yang berada di luar studio.
Gambar 4.3 Tower
Pemancar
6. Ruang
Properti
Tempat pembuatan sarana pendukung untuk seting tempat/ruang sehingga
sesuai dengan situasi dan kondisi yang diharapkan oleh naskah produksi TV.
Tempat ini digunakan untuk merancang dekorasi, pembuatan lukisan untuk background, pembuatan miniatur, maket
dan sebagainya.
7. Auditorium
Ruangan ini digunakan untuk
berbagai acara seperti panggung musik, kesenian/budaya, lawak, talkshow interaktif dan acara-acara life
lain yang akan melibatkan banyak artis maupun penonton/peserta. Peralatan yang
dipasang di ruangan ini diantaranya sound
sistem, genset, lampu spot dan tata lampu panggung, lcd monitor layar
lebar, dan set peralatan rekaman video. Ruangan ini biasanya lantainya didesain
bagian belakang lebih tinggi, agar penonton yang berada dibelakang bisa
menyaksikan panggung dengan jelas tidak terhalang penonton di depannya.
8. Ruang
Discotique/Perpustakaan
Ruangan ini sebagai tempat
penyimpanan perangkat lunak seperti kaset video hasil shooting sebagai bank gambar, kaset / tape / CD hasil produksi
program dan musik lagu, instrumental, sound efek dan sebagainya yang disusun
rapi dengan penomeran khusus, sehingga memudahkan pencarian. Disamping software (perangkat lunak) juga untuk
menyimpan arsip naskah program, buku-buku referensi dan sebagainya. Ruangan ini
dilengkapi dengan computer untuk
keperluan administrasi dan juga disediakan hardware
(perangkat keras) untuk memutar ulang program serta ruang baca.
D.
Konstruksi
jaringan studio
1. Peralatan
studio dan fungsinya
Pada ruang studio siaran terdapat
beberapa peralatan sebagai berikut :
a.
Kamera studio yang dilengkapi tripot dan dolly / craine.
Kamera berfungsi untuk menangkap gambar/visual
dari obyek. Biasanya telah dilengkapi micropon untuk menangkap suara didepan
kamera. Kamera juga dilengkapi dengan VCR
untuk merekam gambar dan suara dari obyek. Tripot
berfungsi sebagai penyangga kamera agar tidak goyang. Craine digunakan sebagai pengangkat kamera apabila diperlukan
posisi dengan sudut pengambilan (engle)
yang tinggi. Craine bisa digerakkan
secara elektric sehingga meringankan
beban kamerawan. Di samping kamera yang dipasang tetap di studio biasanya juga
terdapat beberapa kamera portable
yang juga berfungsi untuk pengambilan gambar dan suara.
b. Lampu
studio yang dipasang tetap dan lampu portable
yang dilengkapi dengan stand lampu.
Lampu berfungsi untuk penerangan
agar cahaya yang mengenai obyek mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kamera, sehingga
dapat
diperoleh gambar yang berkualitas/jelas. Lampu studio yang di pasang tetap pada plafon diatas arena shooting jumlahnya lebih dari 10 lampu dan arahnya diatur sehingga mengarah pada obyek. Pengaturan lampu dilakukan oleh seorang operator penata cahaya. Sedangkan lampu portabel yang dilengkapi tripot/stand digunakan bila dirasa intensitas cahayanya masih kurang. Setiap lampu biasanya memiliki daya 1000 -1500 watt. Semua lampu dihubungkan ke sumber listrik melalui switcher box dan switcher utama dengan menggunakan kabel listrik dan pengaman.
diperoleh gambar yang berkualitas/jelas. Lampu studio yang di pasang tetap pada plafon diatas arena shooting jumlahnya lebih dari 10 lampu dan arahnya diatur sehingga mengarah pada obyek. Pengaturan lampu dilakukan oleh seorang operator penata cahaya. Sedangkan lampu portabel yang dilengkapi tripot/stand digunakan bila dirasa intensitas cahayanya masih kurang. Setiap lampu biasanya memiliki daya 1000 -1500 watt. Semua lampu dihubungkan ke sumber listrik melalui switcher box dan switcher utama dengan menggunakan kabel listrik dan pengaman.
Gambar 4.4 Lampu
Studio
c. Switcher box lampu
Terdiri dari kumpulan switch (sakelar) lampu yang
masing-masing berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu studio. Switcher box dihubungkan ke sumber
listrik melalui panel sekering pengaman otomatis/MCB ke switcher utama
jenis handle.
d. TV monitor
Berfungsi sebagai display kamera
untuk memonitor hasil pengambilan gambar setiap kamera sehingga bisa diketahui
kualitasnya agar dipilih sutradara untuk direkam di master VTR. Oleh karena itu Setiap kamera dipasang satu monitor. Master VTR juga membutuhkan dipasang satu
monitor untuk mengetahui gambar dari kamera mana yang sedang direkam di VTR.
e. Mixer/Switcher video
Digunakan untuk menerima masukan dari setiap kamera yang digunakan untuk shooting dan meneruskan ke VTR untuk direkam. Alat ini juga
berfungsi untuk memilih gambar dari kamera mana yang akan direkam ke VTR. Dan efek-efek apa yang akan dipilih
dan digunakan sebagai transisi perpindahan gambar dari kamera yang satu ke
kamera yang lain oleh sitcherman atas
perintah sutradara.
Gambar 4.5 Mixer/Switcher Video
f. VTR (video tape recorder) / VCR (video
cassette recorder).
Digunakan untuk merekam gambar dan
suara obyek yang di shooting. VTR menerima masukan gambar dari mixer video dan masukan suara dari mixer audio atau langsung dari micropone yang dipasang pada obyek shooting. Keluaran dari VTR dihubungkan ke pesawat pemancar yang
ada diruang pemancar untuk dipancarkan sebagai siaran langsung atau direkam
dulu pada pita magnetis, diedit dan dijadikan dalam bentuk kaset atau keping VCD/DVD program untuk siaran tunda/tidak langsung.
g. Sound system yang terdiri dari mic, mixer
audio, equalizer, amplifier, speaker,
headpone, tape recorder/cassette recorder, piringan hitam, CD/DVD player dan sebagainya
Sound sistem digunakan untuk
keperluan talk back komunikasi antara
kamerawan dengan sutradara/pengarah dalam rangka koordinasi, pemberian
instruksi oleh pengarah kepada kamerawan. Talkback
juga disalurkan ke ruang-ruang lain seperti ruang telecine untuk koordinasi pemutaran film, slide dan sebagainya. Sound
sistem juga berfungsi sebagai sumber suara utama dan pendukung program.
Suara utama adalah suara obyek shooting
dan suara pendukung adalah sebagai sumber suara untuk backsound musik, sound
efex dan sebagainya. Microphone untuk
menangkap suara dan diubah menjadi elektris dan disalurkan ke mixer audio, dari mixer
disalurkan ke qualizer. Pada mixer dan equalizer suara bisa diolah nadanya sehingga kualitas suaranya
baik. Selanjutnya keluarannya disalurkan ke amplifier
untuk diperkuat dan keluaranya disalurkan ke tape recorder untuk direkam atau langsung ke Video Tape Recorder (VTR).
h. Telecine yang terdiri proyektor film 8 mm, 16 mm, 35 mm, 70
mm, screen, dan pengarah proyeksi,
kamera video, tv monitor
Telecine berfungsi untuk
mengubah dari bentuk film ke video sehingga dapat disiarkan ke masyarakat
melalui pemancar TV.
i.
Komputer editing
Yaitu komputer yang berisi program
aplikasi untuk keperluan editing program
dan animasi seperti program pinacle
studio, matrox, adobe premier dan sebagainya. Sebagai komputer editing video perlu memiliki memori yang
besar demikian pula kapasitas harddisk yang
besar pula untuk menyimpan data-data gambar yang cukup banyak. Biasanya
terdapat beberapa komputer untuk keperluan editing
video yaitu untuk animasi disain tersebut dikoneksi pada satu jaringan
untuk keperluan komunikasi data.
4.6 Komputer Editing
E.
Skema
sambungan dan proses kerja
1. Studio
televisi
Proses kerjanya adalah sebagai berikut. Obyek shooting misalnya acara kesenian tari, dishot menggunakan dua buah kamera video yaitu kamera 1 dan kamera
dua. Pengambilan obyek dilakukan oleh kamerawan atas instruksi
pengarah/sutradara yang berada di ruang pengendali, melalui talkback sound system yang disalurkan ke
headphone pada setiap kamera. Dengan
demikian tidak ada pengambilan yang sama. Dari kamera 1 maupun kamera 2 hasil
pengambilan gambarnya disalurkan ke TV
monitor 1 dan TV monitor 2 serta disalurkan ke mixer video yang sudah dilengkapi dengan
fasilitas switcher dan wiper transisi. Dengan demikian pengarah
dapat melihat hasil pengambilan gambar melalui TV monitor yang diset di ruang pengendali. Suara dari obyek shooting dapat ditangkap oleh micropone yang dipasang khusus atau
menggunakan fasilitas micropone pada
kamera. Suara disalurkan langsung ke VTR
atau dapat juga melalui mixer audio.
Pengarah memilih gambar yang akan direkam di VTR secara bergantian antara kamera 1 dan kamera 2 pergantian
gambar dan pemilihan transisi
dilakukan oleh operator atas perintah diberi instruksi untuk pengambilan gambar
berikutnya dengan angle maupun
komposisi yang berbeda. Gambar yang dipilih disalurkan ke VTR untuk direkam. Gambar yang direkam dapat dilihat pada monitor master. Demikian seterusnya
sampai rekaman selesai. Apabila rekaman tersebut langsung disiarkan (on air) maka disamping disalurkan ke VTR untuk direkam gambar dan suara
disalurkan kepesawat pemancar TV yang ada di ruang pemancar. Oleh pemancar
sinyal suara dipancarkan oleh antena yang berada di tower antene dengan frekuensi pembawa gelombang mikro ke statiun bumi. Oleh stasiun bumi dipancarkan ke satelit komunikasi dan oleh satelit
dipancarkan kembali kebumi dan diterima oleh stasiun bumi-stasiun bumi
diseluruh wilayah jangkauan satelit. Oleh stasiun bumi dipancarkan kemabli ke
stasiun relay dan oleh stasiun relay dipancarkan ke masyarakat pemirsa
di rumah masing-masing. Sumber informasi penyiaran tidak hanya acara langsung
tetapi bisa dilakukan siaran tunda, maupun siaran dari bahan yang sudah jadi
seperti sinetron, film dan program siaran iklan/promosi. Dengan demikian sumber
informasinya bisa bermacam-macan seperti telecine,
VTR/VCR, komputer untuk menayangkan VCD/DVD atau menggunakan VCD/DVD player. Dari VTR/VCR atau dari telecine dan sumber yang lainnya, output video dan audio
disalurkan langsung ke video input
dan audio input pesawat mixer dan
oleh mixer melalui output video dan audio disalurkan ke VTR atau
langsung ke pemancar .
2.
Sound System
Proses kerja Sound Sistem
adalah sebagai berikut
Suara obyek shooting ditangkap oleh micropone yang dipasang di arena shooting disalurkan dengan kabel koaksial ke pesawat mixer audio. Setelah diolah oleh lalu disalurkan ke VTR/VCR bersama-sama dengan sinyal video yang dikeluarkan oleh mixer video untuk direkam. Atau langsung disalurkan ke pesawat pemancar untuk disiarkan bersama dengan sinyal videonya. Suara dari sumber suara yang lain seperti musik dari piringan hitam yang diputar pada pick up atau dari CD player yang dimaksudkan sebagai musik back sound, disalurkan ke mixer dan dicampur dengan suara obyek shooting selanjutnya disalurkan ke VTR/VCR untuk direkam atau langsung dikirim ke pemancar untuk disiarkan secara langsung. Saat ini telah dipakai komputer yang berfungsi sebagai sumber suara maupun sebagai alat penyimpan suara (recorder). Dengan menggunakan komputer pekerjaan menjadi lebih ringan dan mudah, karena komputer dilengkapi dengan sistem pencari yang dapat memanggil dengan cepat file suara yang dibutuhkan. Demikian pula dengan komputer dapat mengedit dengan mudah dan teliti. Untuk keperluan koordinasi bagi sutradara/pengarah terhadap kamerawan, operator telecine yang berada di ruang studio telecine, digunakan talk back sound yang diperoleh dari micropone sutradara disalurkan ke amplifier dan keluarannya disalurkan ke headpon yang dipakai oleh kamerawan dan operator telecine. Sistem komunikasi ini
searah karena sifatnya adalah instruksi dari sutradara/pengarah kepada kamerawan maupun operator. Oleh karena itu kamerawan dan operator tidak dilengkapi dengan micropone untuk komunikasi dengan sutradara/pengarah.
Suara obyek shooting ditangkap oleh micropone yang dipasang di arena shooting disalurkan dengan kabel koaksial ke pesawat mixer audio. Setelah diolah oleh lalu disalurkan ke VTR/VCR bersama-sama dengan sinyal video yang dikeluarkan oleh mixer video untuk direkam. Atau langsung disalurkan ke pesawat pemancar untuk disiarkan bersama dengan sinyal videonya. Suara dari sumber suara yang lain seperti musik dari piringan hitam yang diputar pada pick up atau dari CD player yang dimaksudkan sebagai musik back sound, disalurkan ke mixer dan dicampur dengan suara obyek shooting selanjutnya disalurkan ke VTR/VCR untuk direkam atau langsung dikirim ke pemancar untuk disiarkan secara langsung. Saat ini telah dipakai komputer yang berfungsi sebagai sumber suara maupun sebagai alat penyimpan suara (recorder). Dengan menggunakan komputer pekerjaan menjadi lebih ringan dan mudah, karena komputer dilengkapi dengan sistem pencari yang dapat memanggil dengan cepat file suara yang dibutuhkan. Demikian pula dengan komputer dapat mengedit dengan mudah dan teliti. Untuk keperluan koordinasi bagi sutradara/pengarah terhadap kamerawan, operator telecine yang berada di ruang studio telecine, digunakan talk back sound yang diperoleh dari micropone sutradara disalurkan ke amplifier dan keluarannya disalurkan ke headpon yang dipakai oleh kamerawan dan operator telecine. Sistem komunikasi ini
searah karena sifatnya adalah instruksi dari sutradara/pengarah kepada kamerawan maupun operator. Oleh karena itu kamerawan dan operator tidak dilengkapi dengan micropone untuk komunikasi dengan sutradara/pengarah.
3. Telecine
Adalah
singkatan dari telecinema atau film
yang disiarkan jarak jauh. Telecine mengerjakan
transfer data dari film ke bentuk video digital dan disalurkan ke studio
pemancar untuk dipancarkan ke masyarakat. Transfer
data ini dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Transfer data secara tidak langsung
dilakukan dengan cara pemutaran film dengan proyektor, tayangannya direkam
menggunakan kamera video dan disalurkan ke VTR atau komputer untuk disimpan dan
sewaktu-waktu diperlukan dapat dipanggil disalurkan ke pemancar untuk
disiarkan. Proses kerjanya adalah sebagai berikut :
Telecine adalah berfungsi untuk mengubah
film menjadi video. Film yang diputar dengan proyektor film menghasilkan gambar
proyeksi yang berupa cahaya. Dengan demikian tidak bisa disiarkan melalui
pesawat pemancar karena sifat atau bentuknya bukan elektrik. Oleh karena itu
perlu diubah dahulu menjadi elektrik yaitu menjadi sinyal video. Pengubahan
menjadi sinyal video dilakukan dengan cara mengambil/ shot gambar hasil proyeksi dari proyektor film yang berada di
layar/screen dengan kamera video dan
disalurkan ke VTR/VCR untuk direkam.
Sinyal suaranya mengambil dari keluaran audio
out proyektor film dan disalurkan ke VTR/VCR.
Hal ini untuk menghindari gangguan suara berisik dari proyektor film. Proses
proyeksi gambar oleh proyektor film kelayar dapat dilakukan dengan menggunakan telecine box atau menggunakan layar pada
umumnya seperti di gedung bioskop. Dalam hal ini dapat diperhatikan dua model transfer film ke video pada gambar di
atas. Kamera video diletakkan sejajar dengan proyektor film untuk mengambil
gambar proyeksinya di layar. Sinyal suaranya diambil secara langsung dari
proyektor dan disalurkan ke perekam video dan audio. Perekam video bisa
bermacam-macam yaitu VTR/VCR,
komputer, DVD/VCD recorder atau peralatan perekam video
yang lain.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kunjungan
Industri ini adalah suatu strategi yang memberi peluang pada para peserta untuk
mengetahui proses kerja yang sesungguhnya. Dengan adanya kunjungan industri ini
kita bisa melihat bagaimana sulit dan mudahnya dalam dunia kerja.
Selain
itu kunjungan ini juga dilakukan agar peserta mendapatkan wawasan yang luas
tentang dunia kerja. Dalam hal ini banyak sekali pengalaman yang didapat, baik
dari cara-cara melakukan pekerjaan yang tidak membung-buang waktu sampai apa
saja yang dapat kita lakukan agar pekerjaan terlaksana dengan baik.
Keselamatan
dan kesehatan kerja merupakan faktor yang harus di perhatikan dalam Dunia Usaha
dan industri agar tidak terjadi kecelakaan pada saat melakukan suatu pekerjaan
dan juga mengembangkan ilmu yang didapat di bangku sekolah sesuai dengan
jurusan masing-masing.
B.
Saran
Dalam
pelaksanaan Kunjungan Industri sebaiknya perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1.
Sebelum melaksanakan Kunjungan Industri
hendaknya siswa mengetahui beberapa hal penting tentang obyek yang akan
dikunjungi. Misal mempersiapkan pertanyaan yang akan ditanyakan didalam sebuah
perusahaan yang akan dikunjungi.
2.
Selanjutnya menjalin kemitraan yang baik
antara Perusahaan dengan semua Bidang Keahlian dan perlu komunukasi yang baik juga
antara Sekolah dengan Perusahaan yang akan dituju sehingga akan memudahkan
siswa-siswi nya untuk mencari pekerjaan setelah lulus nanti.
3.
Diharapkan untuk semua siswa-siswi yang
mengikuti kegiatan Kunjungan Industri agar lebih mengenal lagi Dunia Usaha dan
Industri. Dan juga dapat mempersiapkan diri untuk terjun ke Dunia Usaha dan
Industri.
4.
Untuk Bapak dan Ibu Guru Pembimbing agar
lebih memperhatikan lagi siswa-siswinya dalam pelaksanaan kegiatan Kunjungan
Industri.
5.
Dalam pembuatan Laporan hendaknya Bapak
dan Ibu lebih memperhatikan lagi siswa-siswinya agar Laporan Kunjungan Industri
tersebut sesuai dengan yang diharapkan bersama.
Demikianlah
saran yang kami tulis, mudah-mudahan saran tersebut dapat menjadi pelajaran
bagi kita semua agar untuk pelaksanaan selanjutnya dapat berjalan dengan baik.
Dan juga untuk kesempurnaan Laporan ini hendaklah Bapak dan Ibu Guru memberikan
Kritikan yang membangun.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku
panduan.2014. Praktek Kerja Industri SMKN 1 KUNTO DARUSSALAM.
Buku
Kunjunga Industri.2014. Pengembangan Karakter Kerja Berbasis Industri.
http
://uty.ac.id/2012/10Kunjungan-Industri.
|
http://ngawidian.blogspot.com/2014/11/contoh-laporan-kunjungan-industri
NB ; mohon koreksinya